Sego boran makanan khas Lamongan |
Warga Lamongan pasti tidak asing dengan sego boranan, makanan khas yang hanya dijumpai di wilayah perkotaan Lamongan. Ada juga yang menyebut sego boran, karena asal kata memang dari kata boran (tempat nasi yang teranyam dari bambu).
Sego boranan merupakan makanan yang menyajikan sambal khas dengan paduan ikan sili. Ikan ini tergolong unik karena hanya didapatkan di wilayah-wilayah tertentu. Salah satu kekhasan Nasi Boran ini awalnya ya karena perpaduan dengan ikan sili, seperti yang sering saya jumpai di masa kecil.
Dahulu, penjual nasi boranan menjajakan dari pembeli ke pembeli dengan berjalan kaki. Terkadang penjual nasi boran berhenti pada satu titik lokasi untuk menarik perhatian pembeli. Dengan perkembangan zaman, para penjual berubah dengan hanya menjual di satu lokasi (menetap). Misal di pertigaan Rangge (salah satu wilayah kota Lamongan), plasa Lamongan, seputaran Alun-alun kota, atau di wilayah desa Made yang dekat dengan desa asal penjual nasi boranan.
Nasi boranan terdiri dari nasi, bumbu, lauk, dan rempeyek. Selain itu makanan ini dilengkapi dengan "empok" (adonan tepung yang digoreng) dan "pletuk" (terbuat dari remah nasi kering atau kacang). Bumbu asal nasi boran terdiri dari rempah yang dicampur dengan cabai dan kelapa parut halus. Namun ada juga yang memodifikasi dengan menghilangkan kelapa parut halus tersebut. Semua sesuai selera masing-masing pelanggan.
Lauk nasi boran juga semakin beragam seiring perkembangan zaman, mulai dari daging ayam, jeroan, bandeng, ikan gabus, telur, dadar, telur asin, tahu, tempe, udang, bahkan divariasi dengan otak-otak bandeng.
Makanan ini termasuk dalam kategori merakyat, dengan harga terjangkau untuk satu porsinya. Ya sekitar 10 hingga 15 ribu rupiah untuk satu porsi.
Nasi boranan memang tidak setenar Soto Lamongan atau Tahu Campur yang sudah melalang buana ke Ibu Kota atau daerah-daerah lain di Indonesia. Namun, makanan ini tidak kalah khasnya di kalangan masyarakat Lamongan, Untuk itu, pemerintah kabupaten Lamongan juga berencana untuk mematenkan makanan ini sebagai makanan khas asli Lamongan.
Dahulu, penjual nasi boranan menjajakan dari pembeli ke pembeli dengan berjalan kaki. Terkadang penjual nasi boran berhenti pada satu titik lokasi untuk menarik perhatian pembeli. Dengan perkembangan zaman, para penjual berubah dengan hanya menjual di satu lokasi (menetap). Misal di pertigaan Rangge (salah satu wilayah kota Lamongan), plasa Lamongan, seputaran Alun-alun kota, atau di wilayah desa Made yang dekat dengan desa asal penjual nasi boranan.
Nasi boranan terdiri dari nasi, bumbu, lauk, dan rempeyek. Selain itu makanan ini dilengkapi dengan "empok" (adonan tepung yang digoreng) dan "pletuk" (terbuat dari remah nasi kering atau kacang). Bumbu asal nasi boran terdiri dari rempah yang dicampur dengan cabai dan kelapa parut halus. Namun ada juga yang memodifikasi dengan menghilangkan kelapa parut halus tersebut. Semua sesuai selera masing-masing pelanggan.
Lauk nasi boran juga semakin beragam seiring perkembangan zaman, mulai dari daging ayam, jeroan, bandeng, ikan gabus, telur, dadar, telur asin, tahu, tempe, udang, bahkan divariasi dengan otak-otak bandeng.
Makanan ini termasuk dalam kategori merakyat, dengan harga terjangkau untuk satu porsinya. Ya sekitar 10 hingga 15 ribu rupiah untuk satu porsi.
penjual nasi boranan di wilayah plasa Lamongan |
Nasi boranan memang tidak setenar Soto Lamongan atau Tahu Campur yang sudah melalang buana ke Ibu Kota atau daerah-daerah lain di Indonesia. Namun, makanan ini tidak kalah khasnya di kalangan masyarakat Lamongan, Untuk itu, pemerintah kabupaten Lamongan juga berencana untuk mematenkan makanan ini sebagai makanan khas asli Lamongan.
Comments
Post a Comment