MENEPIS AHAD
oleh: herry lamongan
malam menepis ahad dari dada kota yang gerimis,
dari linang daunan
suka duka mengalir dalam gelap
ke muara hening menjelang ramadhan.
mengapa waktu lekas amat berlintasan ke senyap kenangan?
sungguh tak pernah kumengerti
misteri usia
kecuali kalender tanggal dari dinding akhir desember
gusti, dalam setiap bismillah
itu sejarah berkedipan bagai
pagi pertama kali,
meski kerap dengan luka tapi
merdu disenandungkan
maka, perkenankan aku tembangkan ia apa adanya
sampai januari pun seakan
lesatan mimis,
tiba-tiba
nyaris menikam mei.
Ahad, April 2012-2018
Biodata Herry Lamongan
Nama Aslinya Djuhaeri. Lahir di Bondowoso, 8 Mei. Serius menulis sajak dalam Bahasa Indonesia dan Jawa Sejak 1983. Karya-Karyanya pernah dimuat sejumlah media cetak, antara lain: Pelita, Berita Buana, Horison, Merdeka, Simponi, Sawadesi, Hai, Gadis, Singgalang, Mimbar Umum, Analisa, Kedaulatan Rakyat, Yogya Post, Jaka Lodang, Mekar Sari, Eksponen, Wawasan, Cempaka, Karya Darma, Memorandum, Surya, Surabaya Post, Jawa Pos, Mingguan Guru, Media, Jaya Baya, Penyebar Semangat, Tebu Ireng, Akcaya, Bali Post, Kali Mas, Karya Bakti, Nusa Tenggara, Suara Rakyat Semesta, Variasari-Malaysia, Salam, Jawa Anyar, Radar Bojonegoro, Tabloid Telunjuk, Suluk, serta banyak buletin sastra yang pernah terbit di berbagai kota.
Puisi-Puisinya terhimpun dalam: Surat Hening, Latar Ngarep, Ibukota Bahasa, Equator, Moh, Danau Angsa, Dll. Herry bermukim di kota alit Lamongan, sebagai kesaksiannya yang sederhana atas kehidupan ia akan terus nenulis sajak.
Comments
Post a Comment